Connect with us

Nasional

7 Siswa SMA di Jakut Diduga Keracunan MBG

Published

on

Jakarta (usmnews), Dikutip dari Detikcom,Tujuh siswa SMA di Sunter, Jakarta Utara, dilaporkan mengalami gejala mual dan sakit perut, yang diduga kuat akibat keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi pada Senin, 22 September 2025, setelah para siswa menyantap hidangan yang disediakan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sunter.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, membenarkan insiden ini. Menurutnya, dari total 3.499 porsi makanan yang disiapkan oleh SPPG Sunter pada hari itu, 641 porsi didistribusikan ke SMAN 15 Jakarta. Dari jumlah tersebut, tujuh siswa menunjukkan gejala sakit. “Yang diduga seperti keracunan itu ada 7 orang, 3 orang di RSUD, 4 orang di UKS. Gejalanya mual-mual, sakit perut,” jelas Nanik.

Merespons kejadian ini, BGN telah mengambil langkah cepat dengan mengambil sampel makanan yang disajikan. Nanik menyatakan bahwa setiap hari, sampel dari semua menu makanan selalu disimpan untuk keperluan pengujian jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Sampel tersebut kini sedang diuji di laboratorium BPOM, dan hasilnya diperkirakan akan keluar dalam waktu tiga hari hingga satu minggu.

Menu yang disajikan pada hari kejadian adalah mi dengan ayam suwir dan buah semangka. Nanik memastikan bahwa semua staf dapur, termasuk kepala SPPG, juga mengonsumsi makanan yang sama pada pagi hari. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan dalam menyelidiki penyebab insiden tersebut.

Meskipun laporan dugaan keracunan telah muncul, operasional SPPG Sunter tetap berjalan seperti biasa. Nanik menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena penyebab pasti dari gejala sakit perut yang dialami siswa masih belum jelas. Ia menekankan bahwa bisa saja gejala tersebut disebabkan oleh faktor lain, bukan semata-mata dari makanan yang disediakan. “Karena masih simpang siur, apakah sakit perutnya karena MBG atau faktor lain. Kalau memang hasil lab membuktikan keracunan, pasti langsung kita tutup dan nonaktifkan SPPG-nya,” tegas Nanik.

Nanik juga menegaskan bahwa pihak BGN sangat serius dalam menangani masalah ini. Mereka telah mengadakan rapat internal untuk membahas dan memperketat tata kelola serta Standar Operasional Prosedur (SOP) demi mencegah kejadian serupa terulang kembali. “Kami ini serius sekarang. Terus ini, kami aja malam ini masih rapat tata kelola. Supaya SOP-nya benar dan tidak terjadi lagi hal-hal yang seperti kita lihat akhir-akhir ini,” tutupnya.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi semua pihak terkait program MBG untuk terus meningkatkan pengawasan dan kualitas makanan yang didistribusikan. Transparansi dalam proses investigasi dan hasil lab sangat diharapkan agar publik dapat mengetahui penyebab pasti dari insiden ini dan keyakinan masyarakat terhadap program pemerintah ini dapat terjaga.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *