Lifestyle
6 Kebiasaan Buruk yang Turunkan IQ dan Bikin Otak Tumpul

Jakarta (usmnews) – Skor IQ masih menjadi patokan umum untuk mengukur tingkat kecerdasan intelektual seseorang. IQ menunjukkan kemampuan berpikir, mengingat, dan memahami. Banyak orang menginginkan skor IQ tinggi karena tes IQ menentukan penempatan pendidikan dan tes kerja. Namun, kebiasaan sehari-hari ternyata bisa menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Stres yang sering dialami dapat menurunkan fungsi otak dan meningkatkan risiko Alzheimer. Menurut Brendan Kelley, MD, stres berhubungan dengan penurunan IQ. Perubahan hormon akibat stres memengaruhi kinerja otak dan dapat menurunkan skor IQ. Oleh karena itu, mengelola stres menjadi penting untuk mempertahankan kecerdasan.
Obesitas juga memengaruhi kecerdasan. Penelitian menunjukkan bahwa obesitas berdampak pada kinerja kognitif dan meningkatkan risiko demensia. Obesitas dapat mengganggu memori jangka pendek dan kemampuan berpikir seseorang. Meningkatkan berat badan dapat berdampak buruk pada otak dan kinerja mental seseorang di kemudian hari.
Makanan manis berdampak negatif pada otak dan tubuh. Konsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes dan demensia. Allen Towfigh, MD, menjelaskan bahwa penderita diabetes lebih rentan terhadap demensia. Gula meningkatkan peradangan otak, yang memengaruhi kemampuan kognitif dan memori seseorang.
Multi-tasking ternyata dapat menurunkan fungsi otak. Mengerjakan beberapa hal sekaligus mengurangi fokus dan kinerja otak. Otak tidak mampu menjalankan banyak tugas secara bersamaan dengan efektif. Akibatnya, melakukan multi-tasking dapat mengurangi kualitas berpikir dan konsentrasi.
Merokok memberikan dampak buruk pada otak. Rokok mengandung zat beracun yang mengurangi pasokan oksigen yang dibutuhkan otak. Karbon monoksida dari asap rokok menggantikan oksigen di dalam tubuh, mengganggu fungsi otak. Paparan asap rokok dalam waktu lama dapat memengaruhi kecerdasan seseorang.
Jet lag akibat perjalanan jauh memengaruhi fungsi kognitif. Penelitian menunjukkan jet lag dapat mengganggu memori dan pembelajaran hingga sebulan setelah perjalanan. Elizabeth Lombardo, ahli psikologi, menjelaskan bahwa jet lag mengganggu ritme sirkadian tubuh. Gangguan tidur dan stres akibat jet lag dapat menurunkan kemampuan otak dalam berpikir dan belajar.