Lifestyle
5 Tanda Orangtua Toxic dan Sikap Manipulatif Mereka

Jakarta (usmnews) – Orangtua idealnya bersifat suportif, penuh empati, dan memberikan rasa aman kepada anak-anak mereka. Namun, dalam beberapa kasus, hal ini tidak selalu terjadi. Beberapa orangtua dapat dikategorikan sebagai “toxic parents” atau orangtua toxic, yang gagal menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anaknya. Faktanya, satu dari empat orang dewasa memutuskan komunikasi dengan orangtuanya pada suatu titik dalam hidup mereka.
Orangtua toxic cenderung menunjukkan pola perilaku yang membuat anak merasa bersalah, takut, dan cemas, karena mereka sering kali menempatkan kebutuhan mereka di atas kebutuhan anak. Hal ini dapat menciptakan dinamika keluarga yang disfungsional dan berpengaruh pada kehidupan anak-anak mereka dalam jangka panjang.
Berikut adalah beberapa tanda bahwa orangtua Anda mungkin toxic:
- Menghindari Tanggung Jawab
Orangtua toxic seringkali tidak mau bertanggung jawab atas perbuatan mereka. Mereka jarang meminta maaf meskipun melakukan kesalahan. Sifat ini menunjukkan kurangnya kesadaran diri dan kemampuan untuk bertanggung jawab, serta cenderung melemparkan kesalahan kepada orang lain, termasuk anak-anak mereka.
- Tidak Menghormati Batasan
Orangtua toxic seringkali memiliki batasan yang buruk dan kesulitan menghormati batasan anak-anak mereka. Mereka mungkin mengabaikan kebutuhan anak untuk memiliki ruang pribadi, dan sering kali memaksakan kehendak mereka tanpa mempertimbangkan perasaan anak.
- Manipulatif
Manipulasi adalah taktik umum yang digunakan orangtua toxic untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka mungkin menggunakan gaslighting, menyalahkan anak, atau melakukan silent treatment untuk memanipulasi situasi demi keuntungan mereka. Misalnya, jika anak tidak sempat mengunjungi mereka, mereka mungkin akan membuat anak merasa bersalah dengan pernyataan seperti, “Saya sudah berminggu-minggu tidak bertemu dengan kamu, apa kamu benar-benar tidak bisa menyisihkan waktu 10 menit untuk menemui ibumu?”
- Egois
Orangtua toxic sering menjadikan segala hal tentang diri mereka. Ketika anak bercerita tentang pengalaman atau perasaan mereka, orangtua ini akan mengalihkan perhatian kembali kepada diri mereka sendiri. Misalnya, ketika anak menyampaikan bahwa ia merasa lelah, orangtua mungkin membalas dengan, “Setidaknya kamu tidak harus bekerja lembur tiga malam berturut-turut, seperti yang saya lakukan!”
- Menukar Peran Anak dengan Orangtua (Parentifikasi)
Parentifikasi terjadi ketika orangtua membebankan peran orangtua kepada anak-anak mereka. Ini dapat berupa harapan kepada anak untuk merawat saudara-saudaranya, atau menjadi tempat bersandar emosional bagi orangtua, yang seharusnya tidak dilakukan. Kondisi ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan perkembangan anak dalam jangka panjang.
Memahami dan mengenali tanda-tanda orangtua toxic adalah langkah pertama untuk memperbaiki hubungan atau mencari bantuan profesional jika diperlukan. Jika Anda merasa terjebak dalam dinamika keluarga yang toxic, jangan ragu untuk mencari dukungan dari teman, keluarga, atau terapis profesional.
Dilansir dari Kompas.com