Nasional
426 siswa SMAN 1 yogyakarta keracunan , operasional dapur MBG di hentikan sementara

Jakarta (usmnews) di kutip dari kompas.com Penyelidikan Menyeluruh Dugaan Keracunan Massal di SMAN 1 Yogyakarta: BGN Hentikan Sementara Operasional SPPG—**Badan Gizi Nasional (BGN)** telah mengambil tindakan tegas menyusul dugaan insiden keracunan makanan yang menimpa ratusan siswa di **SMAN 1 Yogyakarta**.
Sebagai respons cepat terhadap laporan tersebut, BGN secara resmi menginstruksikan **penghentian sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG)** yang bertanggung jawab menyediakan makanan di sekolah tersebut. Langkah strategis ini diambil setelah adanya laporan signifikan mengenai 426 siswa yang mengalami gejala sakit perut dan diare secara bersamaan.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, **Khairul Hidayati**, dalam keterangan resminya pada Jumat (17/10/2025), menjelaskan bahwa penghentian operasional ini merupakan langkah tanggap cepat dan sangat penting. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan ruang dan waktu bagi tim berwenang guna melakukan **evaluasi menyeluruh** terhadap seluruh rangkaian proses penyediaan makanan, mulai dari pengolahan bahan baku, metode penyimpanan, hingga mekanisme distribusi makanan kepada para siswa.
BGN menekankan bahwa keamanan pangan adalah **prioritas utama** yang tidak dapat ditawar dalam setiap program layanan gizi masyarakat. Hidayati lebih lanjut menyatakan bahwa keamanan pangan tidak hanya sebatas masalah higienitas, tetapi juga terkait erat dengan **kepercayaan publik** terhadap sistem gizi nasional. Oleh karena itu, setiap temuan atau indikasi masalah, sekecil apa pun, akan ditindaklanjuti dengan serius untuk memastikan integritas program.

—### Kronologi dan Dampak di Lingkungan SekolahInsiden ini mulai terkuak ketika pihak sekolah menerima laporan dari para siswa pada **Kamis pagi, 16 Oktober 2025**. Kepala SMAN 1 Yogyakarta, **Ngadiya**, segera mengambil tindakan dengan menyebarkan kuesioner ke seluruh kelas untuk memverifikasi dan mendata kondisi kesehatan para siswa.
Dari total 972 siswa SMAN 1 Yogyakarta, data kuesioner menunjukkan bahwa sebanyak **426 siswa**—atau sekitar **43,82%** dari populasi siswa—mengaku mengalami gejala yang sama, yakni **diare dan sakit perut melilit** yang muncul pada rentang waktu dini hari, sekitar pukul 01.00 hingga 03.00 WIB. Pihak sekolah juga mencatat bahwa terdapat **33 siswa** yang absen pada hari itu, meskipun tidak semua ketidakhadiran dipastikan karena alasan sakit.
Meskipun lebih dari 400 siswa mengalami gejala tersebut pada dini hari, Kepala Sekolah Ngadiya memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) pada hari itu **berjalan normal**.
Tidak ada siswa yang perlu dilarikan ke fasilitas kesehatan, dan juga tidak ada kebijakan pemulangan siswa lebih awal. Ini menunjukkan bahwa meskipun ratusan siswa terpengaruh, gejala yang dialami sebagian besar siswa tidak bersifat darurat hingga memerlukan perawatan rawat inap segera selama jam sekolah.
Berdasarkan keterangan tambahan dari pihak sekolah dan dinas terkait, diketahui bahwa dugaan kuat penyebab keracunan mengarah pada menu **ayam saus barbekyu** yang dimasak **terlalu dini** oleh SPPG Wirobrajan, sehingga menciptakan jeda waktu yang terlalu lama antara proses masak, *packing*, dan waktu penyajian, yang melanggar standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan.

—### Tindak Lanjut dan Penyelidikan GabunganMenanggapi dugaan insiden keamanan pangan di SMAN 1 Yogyakarta, **Harsono**, selaku Kepala Kantor Pemenuhan Gizi (KPPG) Sleman, mengonfirmasi bahwa tim gabungan yang terdiri dari KPPG, **Dinas Kesehatan Provinsi DIY**, dan **Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta** telah turun langsung ke lapangan.
Tim gabungan ini bertugas untuk melakukan **penelusuran cermat** guna mengidentifikasi sumber pasti dugaan penyebab masalah. Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah **pengambilan sampel makanan** yang dikonsumsi oleh para siswa untuk kemudian diperiksa secara mendalam di laboratorium.
Harsono mengimbau masyarakat agar **tetap tenang** dan bersabar sembari menunggu hasil resmi investigasi dan uji laboratorium yang akurat. Selain itu, Walikota Yogyakarta juga turut menghentikan sementara operasional **SPPG Wirobrajan** yang melayani sekolah tersebut, dan dikabarkan bahwa SPPG terkait telah mengakui adanya **kelalaian** dalam penyediaan menu dan menyatakan siap bertanggung jawab atas biaya pengobatan siswa yang terdampak.
Seluruh upaya ini dilakukan untuk menjamin bahwa program gizi masyarakat dapat terus berjalan dengan standar keamanan pangan yang ketat di masa depan.