Blog
37 Siswa Baubau Diduga Keracunan MBG, Dinkes Kirim Sampel Makanan ke BPOM Kendari
Baubau-(usmnews) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengambil langkah cepat dan sigap untuk menanggapi kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa di wilayah tersebut. Plt Kepala Dinas Kesehatan Baubau, Fanti Frida Yanti, menjelaskan bahwa timnya telah mengirimkan sampel makanan bergizi gratis (MBG) yang diduga menjadi penyebab insiden. Sampel tersebut langsung dibawa ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari untuk diuji laboratorium secara menyeluruh.
Menurut Fanti, pengambilan sampel dilakukan segera setelah kejadian pada Selasa (16/9/2025). Pada pukul 12.30 WIB, tim Dinkes sudah berada di lapangan untuk mengumpulkan bukti. Pengambilan sampel dilakukan di dua lokasi utama: dapur SPPG Kokalukuna, tempat makanan dimasak, dan di sekolah, dari sisa makanan yang ada di wadah bekal (ompreng) milik para siswa. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa sampel yang diuji benar-benar representatif dari makanan yang dikonsumsi oleh para korban.
Fanti menambahkan bahwa pengiriman sampel ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawab Dinkes dalam menangani kasus dugaan keracunan makanan. Kedua sampel tersebut dikemas dengan baik dan ditujukan langsung kepada Kepala BPOM Provinsi. Langkah ini menunjukkan keseriusan pihak Dinkes dalam mengusut tuntas penyebab kejadian tersebut.
Pihak Dinkes memperkirakan hasil uji laboratorium akan keluar dalam waktu yang tidak terlalu lama. Fanti menyebutkan bahwa berdasarkan komunikasi dengan tim BPOM, hasilnya diperkirakan akan tersedia dalam dua hingga tiga hari kerja. Hasil ini sangat krusial untuk memastikan apakah benar makanan tersebut terkontaminasi atau ada faktor lain yang menyebabkan keracunan.
Peristiwa ini bermula ketika sebanyak 37 siswa di Baubau diduga mengalami keracunan setelah menyantap makanan MBG di sekolah mereka. Para siswa mengeluhkan gejala-gejala seperti pusing, mual, dan sakit perut setelah mengonsumsi makanan tersebut. Kondisi ini membuat mereka harus dilarikan ke tiga puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Kota Baubau untuk mendapatkan penanganan medis segera. Beberapa siswa bahkan memberikan kesaksian bahwa masakan ayam dan kuah yang mereka makan memiliki bau yang tidak sedap, menambah kecurigaan terhadap kualitas makanan.
Fanti menegaskan bahwa Dinkes bertanggung jawab penuh dalam penanganan kejadian ini. Tanggung jawab tersebut mencakup beberapa aspek, yaitu memberikan penanganan cepat terhadap korban, melakukan uji epidemiologi untuk melacak pola penyebaran dan penyebab penyakit, serta mengirimkan sampel ke provinsi untuk diuji lebih lanjut. Dengan langkah-langkah ini, Dinkes Baubau berharap bisa segera menemukan penyebab pasti dari insiden ini dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.