Nasional
100 Hari Prabowo-Gibran: Akhiri Fase Transisi
KOMPAS.com (usmnews) – Pemerintahan Prabowo-Gibran, yang dimulai pada 20 Oktober 2024, telah memasuki fase 100 hari pertama. Periode ini penting untuk menetapkan kebijakan dan menilai dampaknya terhadap masyarakat. Meski demikian, kritik muncul terkait lambatnya implementasi program, terutama dari kementerian baru yang belum memberikan kontribusi signifikan.
Selama 100 hari ini, konsolidasi politik terlihat mendominasi langkah pemerintah. Lobi dan pembentukan kekuatan politik menjadi fokus utama untuk menciptakan stabilitas. Namun, di tengah proses tersebut, masyarakat menanti kebijakan nyata yang dapat langsung meningkatkan kesejahteraan, seperti pembangunan infrastruktur dan pengelolaan ekonomi.
Pemerintah mulai menerapkan program makan siang bergizi untuk anak sekolah pada Januari 2025, yang mendapat apresiasi. Program ini bertujuan meningkatkan gizi anak-anak sebagai investasi jangka panjang untuk sumber daya manusia. Langkah ini mencerminkan keberpihakan pemerintah terhadap kelompok rentan meski dampaknya belum signifikan.
Namun, masyarakat menginginkan lebih dari sekadar konsolidasi politik. Kritik terhadap lambatnya pembentukan kebijakan menunjukkan perlunya percepatan implementasi program konkret. Ini diharapkan segera keluar dari fase transisi dan mulai memberikan hasil nyata yang langsung dirasakan rakyat.
Pemerintah harus segera memfokuskan program-program strategis pada pengentasan kemiskinan, peningkatan infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi. Meski waktu terbatas, pemerintahan ini masih memiliki peluang untuk membuktikan komitmennya terhadap kesejahteraan masyarakat melalui langkah-langkah yang efektif.
Dengan strategi matang dan tindakan konkret, pemerintahan Prabowo-Gibran dapat menjadikan 100 hari pertama sebagai fondasi kuat untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Masyarakat menanti bukti nyata bahwa pemerintahan ini mampu membawa perubahan signifikan bagi Indonesia.