Sports
Kualitas Pemain Juventus Dipertanyakan Setelah Hasil Imbang Lawan Torino

Jakarta (usmnews) – Mantan striker legendaris Italia, Paolo Di Canio, kembali melancarkan serangan verbal yang tajam terhadap performa tim Juventus menyusul hasil imbang tanpa gol yang mengecewakan dalam laga Derby della Mole melawan Torino akhir pekan lalu. Di Canio, yang kini bertindak sebagai pundit di acara Sky Calcio Club, menilai bahwa penampilan Bianconeri tidak hanya gagal mencetak gol tetapi juga menunjukkan keterbatasan teknis dan minimnya ide di lini serang, sebuah pandangan yang disambut baik oleh banyak pengamat.
Sorotan utama kritik Di Canio diarahkan kepada dua pemain kunci: Francisco Conceição dan Weston McKennie. Menurutnya, kedua pemain tersebut tampil jauh di bawah standar yang seharusnya dimiliki oleh klub sekelas Juventus.
Francisco Conceição: Hilangnya Efisiensi dan “Pra-Assist”
Untuk Conceição, pemain muda asal Portugal itu dikritik karena meskipun menunjukkan usaha untuk menembus pertahanan lawan, ia dinilai terlalu sering kehilangan bola. Di Canio mengakui bahwa usaha Conceição patut diapresiasi, namun hasil akhirnya tidak memuaskan.
Mengutip pandangan pelatih Luciano Spalletti tentang “pra-assist” yaitu umpan yang membuka ruang sebelum umpan assist sesungguhnya Di Canio berpendapat bahwa dua langkah krusial tersebut hilang dari permainan Conceição.
“Sebagai contoh, Conceição kehilangan bola empat kali,” ujar Di Canio. Ia menambahkan bahwa pemain boleh saja menyia-nyiakan banyak peluang, asalkan kemudian mampu mencetak gol atau menyumbang assist. “Tetapi, jika Anda kehilangan tujuh atau delapan bola dan merusak peluang, tim akan kehilangan kepercayaan diri,” tegasnya, menuntut efisiensi yang lebih tinggi dari pemain sayap muda itu.
Weston McKennie: Simbol Kemerosotan Kualitas Teknis
Kritik yang tak kalah pedas dialamatkan kepada gelandang Amerika Serikat, Weston McKennie. Di Canio secara blak-blakan menilai McKennie belum memenuhi standar Juventus karena masalah sentuhan pertama (first touch) yang buruk.
Menurut mantan penyerang West Ham United ini, McKennie sering kali kehilangan kontrol bola di momen-momen krusial. Di Canio menggunakan kalimat metaforis yang menyengat untuk menggambarkan kualitas teknis tersebut: “McKennie mengontrol bola dengan tulang keringnya. Jadi, kualitas seperti apa yang sedang kita bicarakan?” Kondisi ini, bagi Di Canio, adalah simbol yang mewakili kemerosotan kualitas teknis Juventus secara keseluruhan.
Sebagai perbandingan positif, Di Canio sempat menyebut Kenan Yildiz yang dinilai mencoba menciptakan peluang dan mampu membuat kekacauan dengan aksinya saat mendapatkan ruang.
Kritik terhadap Pengambilan Keputusan Pelatih
Terakhir, Di Canio juga menyinggung keanehan dalam pengambilan keputusan taktik, menyoroti kasus (yang ia kaitkan dengan Luciano Spalletti) yang mengubah posisi Teun Koopmeiners menjadi bek. Di Canio menganggap langkah ini sebagai tanda kebingungan dalam memanfaatkan potensi pemain.
“Jika Anda membeli produk untuk digunakan dengan tujuan tertentu, Anda membayar mahal untuk itu,” kata Di Canio. Ia menekankan bahwa potensi pemain yang dibeli mahal seharusnya dioptimalkan, bukan diubah secara drastis, karena hal itu hanya menunjukkan ketidakjelasan arah permainan tim.







